Feeds RSS

Senin, 03 Desember 2012

keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati / biodiversitas merupakan himpunan seluruh populasi penghuni biosfer, yaitu yang terdiri dari seluruh wilayah udara, tanah, dan air tempat makhluk hidup tinggal. Di dalam makhluk hidup terkandung plasma nuftah (germ plasm), yaitu kisaran keanekaragaman genetic dari individu liar sampai individu budidaya. Penyebab utama keanekaragaman makhluk hidup ini adalah gen.
1. Tingkat keanekaragaman hayati
a. Keanekaragaman hayati tingkat gen
Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarindividu pada bentuk, penampilan, warna, ataupun hal lainnya, yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama. Gen merupakan materi di dalam sel yang mengatur dan mengendalikan sifat atau penampilan suatu makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai susunan gen yang berbeda-beda.
Contohnya : kelapa macamnya yaitu kelapa gading; kopyor; hidrid; dan kelapa hijau, mangga macamnya mangga tali jiwo; gadung; golek; dan arumanis, padi macamnya padi IR; sedani; wulu; dan kapuas.
b. Keanekaragaman hayati tingkat jenis/spesies
Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarspesies, lebih mudah diamati karena perbedaan lebih menyolok. Keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diamati pada tingkat takson yang lebih tinggi dari spesies seperti genus dan familia.
Contohnya : variasi famili Palmae antara lain kelapa; siwalan, aren dan pinang: variasi famili Graminae antara lain padi, gandum, tebu, dan jagung: spesies pada genus Pandanus: spesies pada familia Arecaceae.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat jenis akan mempunyai tempat hidup yang berbeda, tempat hidup ini akan membentuk ekosistem yang berbeda pula. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem melibatkan komponen fisik dan komponen kimia (komponen abiotik) dan komponen biotic, sebagai penyusun dari ekosistem itu sendiri. Komponen fisik misalnya iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu, kelembapan, topografi, dan geologi. Komponen kimia misalnya, keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Sedangkan, komponen bioticnya adalah makhluk hidup.
Contohnya : kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan ekosistemnya di daerah kering, aren ekosistemnya di daerah rawa.
2. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk keperluan kesehatan dan pengobatan suatu penyakit. Contohnya seperti sirih, lengkuas, kumis kucing, dan Pennicillium. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara lain:
a. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia
b. mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
c. mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
d. mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup
e. mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
3. Pelestarian keanekaragaman hayati
a. Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui usaha pelestarian
1. Tebang pilih, yaitu penebangan pohon secara selektif (terpilih) bagi pohon-pohon yang memenuhi persyaratan untuk ditebang, baik dari segi umur, ketersediaan jenisnya, maupun jumlahnya.
2. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan bekas tebangan dengan tumbuhan yang masih muda.
3. Perburuan musiman, yaitu pemanfaatan SDA pada musim tertentu, yaitu menghindari berburu pada musim kawin, masa hamil, atau masa beranak.
4. Penganekaragaman bahan pangan, yaitu pemanfaatan SDA sebagai bahan pangan secara bervariasi dengan menghindari penggunaan bahan makanan satu jenis saja sehingga tidak menghabiskan jenis tersebut.
b. Pelestarian keanekaragaman hayati melalui usaha perlindungan
1. Perlindungan alam, dalam usaha menjaga kelestarian alam. Ada 2 cara, yaitu:
a) pelestarian in situ,
yaitu pelestarian alam di habitat aslinya. Misalnya taman wisata, taman nasional, dan hutan lindung.
b) pelestarian ex situ,
pelestarian alam bukan di habitat aslinya. Misalnya kebun koleksi, kebun botani, kebun binatang, dan kebun plasma nuftah.
2. Macam-macam perlindungan alam
a) perlindungan alam umum,
yaitu secara terbimbing oleh para ahli atau diarahkan (seperti Kebun Raya Bogor dan Taman Nasional), dan secara ketat yang sesuai kehendak alam tanpa adanya campur Tangan manusia kecuali jika diperlukan..
b) perlindungan alam khusus,
yaitu yang ditujukan kepada satu atau beberapa unsure alam tertentu. Contohnya: perlindungan botani, perlindungan zoology, perlindungan geologi, perlindungan alam antropologi, dan perlindungan ikan.
c) Perlindungan satwa langka,
yaitu yang dikenal dengan suaka marga satwa. Cara pelestariannya diantaranya:
1) dibuat undang-undang perburuan serta tindakan hukuman bagi pelanggar.
2) membiarkan hewan-hewan langka yang hamper punah.
3) memindahkan hewan langka yang hamper punah ke habitat yang lebih cocok.
4. Mempelajari keanekaragaman hayati tanpa dan dengan cara klasifikasi
Bila kita mempelajari keanekaragaman hayati tanpa klasifikasi, akan memungkinkan terjadinya kerancuan pengertian dalam menunjuk suatu jenis makhluk hidup, misalnya burung gereja di Belanda musch, di Inggris house sparrow, di Amerika english sparrow, di Spanyol gorrion, di Jerman hausspreling. Bahkan dalam satu negara sering dijumpai spesies hewan atau tumbuhan memiliki nama daerah berbeda-beda, misalnya burung merpati di Jawa Tengah doro, di Madura dere, di Bali kedis dedare, dan di Jawa Barat japati.
Namun, bila kita mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi, maka akan memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis.
5. Keanekaragaman hayati di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tingkat keanekaragaman hayatinya paling tinggi di dunia. Contoh lain adalah Negara Brazil. Meski luas Negara kita hanya 1.3% dari luas duniea, tetapi 10% hutan di dunia berada di Indonesia, sehingga Negara kita disebut Mega Diversity Country.
Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang sangat bervariasi, sehingga menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya untuk beradaptasii dengan cara yang berbeda-beda agar dapat bertahan hidup. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi menjadikan Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang khas menyebabkan munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanaman-tanaman dan hewan-hewan tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya burung Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo, Bunga Bangkai di Sumatra.
6. Aktivitas manusia dan keanekaragaman hayati
Adapun aktivitas manusia yang dapat membuat keanekaragaman hayati menjadi berkurang, yaitu akibat eksploitasi SDA yang berlebihan, sehingga bumi menjadi rusak. Misalnya saja dapat mengakibatkan terjadinya erosi, polusi udara-tanah-air, hujan asam pemanasan global, dan banyaknya spesies yang terancam punah..
7. Klasifikasi
Pengklasifikasian telah lama dilakukan oleh para ahli, yang pertama kali Aristoteles dan Theophrastus. Aristoteles memperkenalkan 520 jenis hewan dalam buku Historia Animalium dan Theophrastus memperkenalkan 480 jenis tumbuhan dalam buku Historia Plantarum. Sistem klasifikasi ada 3 macam yaitu:
a. Sistem klasifikasi alamiah oleh Theophratus dalam bahasa latin Polinomial.
b. Sistem klasifikasi buatan oleh Carolus Linnaeus dalam bahasa latin Binomial.
c. Sistem klasifikasi filogenetik oleh Charles Darwin dalam bahasa latin Binomial.
8. Perkembangan Klasifikasi
Ilmu pengetahuan semakin berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini sering menuntut perubahan dalam klasifikasi, khususnya pada tingkat kingdom. Setiap sistem klasifikasi yang digunakan harus bersifat eksklusif dan inklusif. Sistem klasifikasi dibuat untuk memudahkan kita mempelajari keanekaragaman hayati di dunia ini. Perkembangan sistem klasifikasi menunjukkan bagaimana para ilmuwan bekerja yaitu terbuka untuk perubahan dalam hal-hal yang baru. Dewasa ini kita telah memiliki Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature) dan Kode Internasional Tata Nama Hewan (International Code of Zoological Nomenclature).
Cara Menulis Nama Jenis
a. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis/spesies dengan sistem tata nama ganda adalah sebagai berikut:
- Huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, sedangkan untuk kata penunjuk jenis (spesies) ditulis dengan huruf kecil semua.
Contoh: Zea mays, Zea : genus, mays : spesies.
- Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring.
Contoh: Zea mays bila diketik, Zea mays bila diketik.
- Bila nama penunjuk jenis lebih dari dua kata, kedua kata terakhir tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung.
Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis.
- Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambahkan hisuf (i) di belakangnya.
Contohnya antara lain tanaman pinus yang ditemukan Merkus, maka nama tanaman itu Pinus merkusii. Dapat juga apabila ada spesies yang ditemukan Linnaeus maka di belakang bisa di beri tanda (L.)
b. Nama kelas/genus adalah nama genus + nae. Contoh: Equisetum + nae menjadi Kelas Equisetinae
c. Nama Famili adalah nama genus + aceae. Contoh: Canna + aceae menjadi Famili Cannaceae
d. Nama Ordo adalah nama genus + ales. Contoh: Zingiber + ales menjadi Ordo Zingiberales
e. Nama Classis adalah didasarkan atas cirri-ciri alami yang khas. Contoh: tumbuhan berbiji satu (Monocotyledoneae), tumbuhan berbiji dua (dicotyledoneae), binatang menyusui (Mammalia), dan binatang melata (Reptilia).
f. Nama Divisio/Phylum, Divisio hanya pada tumbuhan dan jamur (fungi). Pengelompokkan berdasarkan cirri khas anggota division. Penulisannya, diakhiri dengan phyta untuk tumbuhan, dan mycota untuk jamur. Dan Phylum hanya pada hewan.
g. Nama Kingdom/Regnum, Kingdom untuk kelompok hewan, dan Regnum untuk kelompok tumbuhan yang memiliki tingkat takson tertinggi.
9. Kunci Determinasi sederhana/ Kunci Anatitik
Merupakan metode untuk menentukan tingkat takson suatu makhluk hidup, yaitu didasarkan atas cirri-ciri morfologisnya. Makhluk hidup yang ingin diketahui tingkat taksonnya disebut specimen.
10. Klasifikasi makhluk hidup versi Whittaker
Robert H.B. Whittaker pada tahun 1969, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 5 kingdom. Yaitu monera, protista, fungi, plantae, dan animalia.


0 komentar:

Posting Komentar